7 Gejala Terjadinya Sindrom Kelelahan Kronis yang Harus Diwaspadai

elelahan adalah kombinasi gangguan fisik dan psikis yang lazim dialami semua orang. Rutinitas harian yang selalu sibuk kerap membuat seseorang mudah lelah. Namun, bukan berarti kelelahan boleh dianggap sepele. Sebaliknya, Moms harus lebih waspada menyikapi rasa lelah yang tak kunjung hilang karena bisa jadi hal tersebut merupakan salah satu tanda sindrom kelelahan kronis.

Apakah Moms merasa familiar dengan sindrom tersebut?

Yuk, cari tahu informasi lengkap seputar gejala sindrom kelelahan kronis, penyebab, dan cara mengatasinya supaya kesehatan Moms sekeluarga senantiasa terjaga.

Apa Itu Sindrom Kelelahan Kronis?

Sindrom kelelahan kronis atau Chronic Fatigue Syndrome (CFS) memiliki istilah ilmiah Encephalomyelitis Myalgia. Pada umumnya, sindrom ini rentan menyerang wanita produktif dengan rentang usia 20 hingga 40 tahun. Namun, sebenarnya sindrom lelah kronis juga dapat menyerang siapa saja, terutama orang-orang rutinitas kerja yang padat atau aktivitas fisik berat setiap hari. Berbeda dengan kelelahan biasa yang lebih mudah diatasi, kelelahan kronis membutuhkan penanganan lebih intensif supaya tidak menimbulkan gangguan kesehatan yang lebih parah.

Mengenal Berbagai Gejala Sindrom Kelelahan Kronis

  • Seseorang biasanya mengalami dan merasakan beberapa gejala ini jika mengidap sindrom kelelahan kronis:

  • Penurunan produktivitas secara drastis, terutama pada kurun waktu 6 bulan terakhir.

  • Merasakan kelelahan ekstrem, yaitu lelah usai melakukan aktivitas ringan bahkan lelah karena aktivitas yang sebelumnya mudah dilakukan. Biasanya kelelahan ekstrem tidak bisa diatasi hanya dengan beristirahat atau tidur.

  • Kesulitan mengembalikan energi untuk beraktivitas, contohnya seseorang merasa lelah sepulang kerja sehingga tidak mampu melakukan pekerjaan rumah atau bahkan sekadar membersihkan diri sebelum tidur.

  • Kualitas tidur terganggu, yaitu menjadi sulit tidur atau justru tidur terlalu lama. Sayangnya, tidur dalam waktu lama tak membuat pengidap sindrom kelelahan kronis merasa lebih berenergi saat bangun.

  • Mengalami kendala berpikir, misalnya mudah lupa, sulit berkonsentrasi, mengabaikan hal-hal penting, dan kehilangan kreativitas.

  • Tubuh terasa kurang seimbang ketika bergerak, misalnya merasa pusing jika langsung berdiri dari posisi duduk.

Berbagai gejala yang sifatnya subjektif antara satu pengidap dan pengidap lainnya:

  • Nyeri otot atau otot terasa lemah.

  • Sering pusing atau sakit kepala.

  • Pembengkakan kelenjar getah bening pada ketiak atau leher.

  • Alergi.

  • Menggigil, meriang, demam ringan, dan atau berkeringat dingin.

  • Detak jantung tak beraturan.

  • Sensitif berlebihan terhadap aroma, makanan, cahaya, atau bentuk rangsangan lain.

  • Napas terengah-engah.

  • Gangguan pencernaan, misalnya iritasi usus besar, maag, atau Gastroesophageal Reflux Disease (GERD).

Beberapa Penyebab Sindrom Kelelahan Kronis

Penyebab sindrom kelelahan kronis yang wajib diwaspadai adalah sebagai berikut:

  1. Infeksi Virus

Serangan virus tertentu seperti Epstein-Barr, Ross, dan Coxiella burnetii diduga dapat menjadi pemicu kelelahan kronis akibat respon tubuh yang berlebihan. Centers for Disease Control (CDC) Amerika Serikat menyatakan bahwa 1 dari 10 orang yang terjangkit virus-virus tersebut mengidap sindrom kelelahan kronis.

  1. Gangguan Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem kekebalan tubuh yang terganggu biasanya juga membuat seseorang rentan mengalami kelelahan kronis saat tubuhnya merespon infeksi atau stres. Beberapa masalah sistem kekebalan tubuh yang memicu kelelahan kronis, antara lain:

  • Penyakit autoimun.

  • Produksi sitokin terlalu tinggi dalam waktu lama. Sitokin adalah protein khusus yang berperan melawan infeksi dalam tubuh. Jumlah sitokin berlebihan bisa menyebabkan perubahan cara tubuh dalam merespon penyebab penyakit sehingga tubuh mengalami kelelahan kronis.

  • Sel Natural Killer (NK) tidak berfungsi dengan baik. Semakin buruk kualitas sel NK, maka semakin parah pula kelelahan kronis yang diidap seseorang.

  • Gangguan pada sel T yang berfungsi menekan reaksi tubuh saat melawan penyebab penyakit. Sel T yang terlalu kuat atau terlalu lemah bisa memicu kelelahan kronis.

  1. Stres

Gangguan psikologis yang disebabkan stres bisa menyebabkan ketidakseimbangan hormon sehingga sistem kekebalan tubuh terganggu. Oleh sebab itu, orang-orang yang sedang mengalami permasalahan hidup berat (misalnya konflik keluarga, kendala ekonomi, masalah asmara, stres di tempat kerja, serta trauma atau tekanan lainnya) lebih rentan mengalami kelelahan kronis.

Selain beberapa penyebab tersebut, risiko kelelahan kronis juga meningkat karena beberapa faktor pemicu berikut ini:

  • Jenis kelamin: sebuah riset kesehatan yang dirilis di Journal of Translational Medicine menyatakan bahwa jumlah pengidap kelelahan kronis berjenis kelamin wanita 1,5 hingga 2 kali lipat lebih banyak daripada pengidap berjenis kelamin pria.

  • Usia: orang-orang berusia 40 hingga 50 tahun juga tergolong rentan mengidap sindrom kelelahan kronis.

  • Gaya hidup kurang sehat: misalnya kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi kalori, fast food, dan junk food, jarang atau tidak pernah berolahraga, serta mengonsumsi minuman beralkohol dan merokok.

Diagnosis Sindrom Kelelahan Kronis

Dokter akan melakukan diagnosis sindrom kelelahan kronis dengan cara memeriksa riwayat kesehatan selama 6 bulan terakhir dan kondisi fisik. Beberapa hal yang akan diperiksa dokter terkait diagnosis adalah sebagai berikut:

  • Masalah ingatan atau fokus.

  • Pembengkakan kelenjar getah bening.

  • Nyeri otot dan sakit kepala.

  • Nyeri pada banyak sendi tubuh.

  • Gangguan tidur.

  • Gejala lainnya yang berkaitan dengan hipotiroidisme, anemia, penyakit liver, dan gangguan jantung.

Cara Mengatasi Sindrom Kelelahan Kronis Sesuai Anjuran Dokter

Jangan panik jika Moms atau anggota keluarga lainnya sedang mengalami sindrom kelelahan kronis. Biasanya dokter akan menganjurkan beberapa hal ini untuk mengatasi sindrom tersebut:

  • Konsumsi Obat-Obatan Sesuai Resep Dokter

Jenis obat yang kerap diberikan bagi pengidap kelelahan kronis, yaitu:

  • Antidepresan: berfungsi meredakan depresi dan meningkatkan kualitas tidur.

  • Pengatur tekanan darah dan detak jantung: membuat tubuh tidak mudah lemas dan mencegah risiko pingsan ketika berdiri.

  • Pereda nyeri: misalnya ibuprofen dan naproksen.

  • Terapi Kognitif Perilaku

Terapi kognitif perilaku (Cognitive Behavioral Therapy atau CBT) merupakan jenis psikoterapi yang dianjurkan bagi para pengidap sindrom kelelahan kronis. Konsep terapi ini berprinsip bahwa fisik, pikiran, dan perasaan saling berkaitan satu sama lain. Sehingga pikiran dan perasaan negatif bisa berdampak buruk bagi kondisi kesehatan fisik. Psikolog atau psikiater akan membantu pengidap kelelahan kronis mengidentifikasi serta mengatasi masalah sehingga kualitas hidup akan meningkat dan kelelahan kronis berangsur-angsur sembuh.

Cara Alami Mengatasi Sindrom Kelelahan Kronis

Kelelahan kronis juga bisa diatasi secara alami jika Moms sekeluarga konsisten menjalani panduan pola hidup sehat berikut ini:

  • Mengonsumsi Makanan dengan Porsi Seimbang

Menikmati makanan secara berlebihan sudah menjadi bagian erat dari gaya hidup masyarakat modern. Jika hal tersebut dilakukan terus-menerus, risiko kelebihan berat badan dan obesitas pun tak dapat dihindari. Itulah sebabnya Moms sekeluarga harus menjalani budaya hidup sehat dengan membiasakan diri mengonsumsi makanan dalam porsi seimbang. Mulailah mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang demi kondisi kesehatan yang lebih baik. Jangan malas mengonsumsi sayuran dan buah-buahan dalam porsi besar agar tubuh memperoleh asupan vitamin, mineral, dan serat yang cukup setiap hari.

  • Menghentikan Kebiasaan Hidup yang Kurang Sehat

Beberapa kebiasaan kurang sehat yang harus dihentikan untuk mendukung penyembuhan sindrom kelelahan kronis, antara lain:

  • Mengonsumsi kafein secara berlebihan.

  • Gaya hidup sedentari (minim gerak).

  • Konsumsi alkohol dan rokok.

  • Sering menyantap fast food dan junk food.

  • Melakukan Aktivitas Fisik Secara Rutin

Kebiasaan hidup sehat juga erat kaitannya dengan aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin. Dokter biasanya juga menyarankan pengidap kelelahan kronis melakukan aktivitas fisik supaya gejala kelelahan berkurang drastis. Mulai sekarang, jangan malas menyisihkan waktu untuk berolahraga teratur, minimal tiga kali seminggu. Kalau Moms sekeluarga sudah lama tidak berolahraga, mulailah dengan aktivitas fisik ringan dan durasi singkat. Seiring dengan berjalannya waktu, tubuh akan beradaptasi dan Moms beserta anggota keuarga lainnya bisa meningkatkan intensitas serta durasi aktivitas fisik. Berolahraga bersama keluarga pasti lebih menyenangkan daripada berolahraga sendirian.

  • Memiliki Waktu Tidur yang Cukup

Jangan mengabaikan waktu istirahat bila ingin senantiasa sehat dan terhindar dari berbagai risiko penyakit. Saat tidur, tubuh melakukan proses regenerasi sel dan memberikan jeda bagi seluruh organ untuk beristirahat. Kurang tidur rentan menyebabkan daya tahan tubuh menurun, mood tidak stabil, dan kurang fokus. Bahkan, Moms sekeluarga jadi rentan stres dan mengalami peningkatan nafsu makan secara drastis bila kurang tidur karena tubuh mengalami kekurangan energi. Alangkah lebih baik jika Moms sekeluarga punya waktu tidur minimal delapan jam sehari agar kondisi fisik dan psikis selalu prima.

  • Mengelola Stres dengan Cara yang Tepat

Stres berkepanjangan ternyata rentan menurunkan daya tahan tubuh sehingga membuat orang gampang sakit. Oleh sebab itu, Moms harus mahir mengelola stres dan selalu berpikir positif. Penyebab stres harus dijauhi atau diatasi agar pikiran dan hati merasa lega. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengelola stres antara lain:

  • Memanfaatkan jatah cuti agar bisa beristirahat selama beberapa hari. Bila punya persiapan bujet yang memadai, jangan ragu menggunakan waktu senggang untuk staycation atau traveling.

  • Membuat pembagian waktu yang jelas antara karier dan kehidupan pribadi sehingga beban kerja berlebihan tidak menyebabkan kelelahan kronis atau mengganggu waktu berkualitas bersama keluarga.

  • Menyempatkan me time supaya dapat menikmati waktu sendiri sambil melakukan evaluasi diri.

  • Menghentikan penggunaan gadget untuk sementara waktu (digital detox) agar fisik dan psikis menjadi lebih rileks.

  • Curhat kepada orang-orang terdekat yang dapat dipercaya agar beban pikiran berkurang.

  • Menekuni hobi agar merasa lebih rileks dan tidak memikirkan penyebab stres terus-menerus.

  • Mengajak keluarga atau sahabat beraktivitas bersama supaya kualitas hubungan dan komunikasi senantiasa terjalin dengan baik.

  • Berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bila merasa tak mampu menanggung beban stres.

Mengonsumsi Suplemen untuk Menjaga Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem kekebalan tubuh yang selalu terjaga akan membuat Moms sekeluarga tidak mudah terserang penyakit, termasuk sindrom kelelahan kronis. Oleh sebab itu, konsumsi suplemen sangat penting untuk menjaga sistem kekebalan tubuh. Dengan demikian, tubuh memiliki kemampuan membentuk antibodi secara maksimal untuk melawan penyebab penyakit.

Memilih suplemen untuk menjaga sistem kekebalan tubuh tentu tak boleh sembarangan. Moms harus mempertimbangkan berbagai faktor, antara lain komposisi, efek samping, dan manfaatnya. Alangkah lebih baik jika Moms memilih suplemen yang cocok untuk seluruh anggota keluarga, salah satunya yaitu STIMUNO.

STIMUNO adalah produk herbal fitofarmaka yang terbukti aman dan berkhasiat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Kandungannya terdiri dari komposisi tunggal ekstrak tanaman Meniran yang diformulasi menjadi sirup dan kapsul. Ada dua varian STIMUNO yang bisa Mum sediakan di rumah sesuai kebutuhan, yaitu STIMUNO Forte untuk usia 12 tahun ke atas dan orang dewasa serta STIMUNO Syrup untuk anak usia 1 tahun ke atas. 

Kalau Moms membutuhkan suplemen untuk si kecil ketika bepergian, tersedia pula STIMUNO Syrup Stick Pack yang kemasannya praktis karena berukuran 5 ml. Kini, Moms jadi tak bingung lagi mengatasi sindrom kelelahan kronis dan ancaman penyakit lainnya yang mengintai keluarga. Ada STIMUNO yang siap diandalkan untuk mendukung daya tahan tubuh setiap hari.

 

Referensi:

  • alodokter.com/ketahui-lebih-jauh-seputar-sindrom-kelelahan-kronis 

  • halodoc.com/artikel/sering-lelah-tanpa-sebab-hati-hati-tanda-sindrom-kelelahan-kronis

  • hellosehat.com/sehat/gejala-umum/sindrom-kelelahan-kronis/

  • klikdokter.com/info-sehat/read/3635471/lakukan-ini-untuk-mengatasi-sindrom-kelelahan-kronis

Diakses pada: 25 November 2021

Share this article:

Related Articles

Ikuti Social Media kami