" Additionally, paste this code immediately after the opening
tag: "
Tumbuh kembang anak yang berlangsung maksimal tentu membuat para orang tua merasa senang dan lega. Selain melalui asupan makanan bergizi dan kegiatan edukatif yang menstimulasi kemampuan anak, imunisasi juga penting untuk Si Kecil lho, Moms. Itulah sebabnya Moms tak boleh melewatkan proses imunisasi dasar lengkap saat anak memasuki usia sekolah dasar. Ingin tahu lebih banyak info seputar manfaat imunisasi dan jadwal imunisasi anak di tingkat Sekolah Dasar (SD)? Mari simak dulu ulasannya berikut ini!
Imunisasi adalah proses membuat imun tubuh seseorang menjadi kebal penyakit melalui pemberian vaksin untuk merangsang pembentukan sistem kekebalan tubuh. Pada umumnya, bayi baru lahir memang memiliki antibodi alami yang berasal dari sang ibu sejak masih dalam kandungan.
Namun, antibodi tersebut hanya berfungsi selama beberapa minggu atau beberapa bulan pasca kelahiran sehingga membuat bayi rentan sakit. Upaya imunisasi merupakan langkah pencegahan untuk memperkecil risiko penyebaran penyakit yang berakibat fatal bagi bayi baru lahir, balita, dan anak-anak.
Oleh sebab itu, semua anak membutuhkan imunisasi dasar lengkap untuk meningkatkan imun tubuh sejak baru lahir. Imunisasi bertujuan membentuk antibodi anak dengan kadar tertentu sehingga lebih kebal penyakit. Ada dua jenis imunisasi yang dapat diterima anak, yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.
Imunisasi aktif adalah vaksin yang mengandung kuman, bakteri, atau virus yang sudah dilemahkan dengan tujuan merangsang sistem kekebalan tubuh anak. Sementara itu, imunisasi pasif adalah zat yang mengandung kekebalan sehingga tubuh anak tidak perlu lagi berproses untuk menghasilkan zat tersebut.
Mengikuti jadwal imunisasi anak secara disiplin memang penting. Namun, beberapa kondisi berikut ini membuat imunisasi wajib ditunda hingga Si Kecil benar-benar sehat:
● Mengidap penyakit kronis: penyakit kronis seperti kanker membuat imunisasi anak harus ditunda. Karena reaksi imunisasi (misalnya demam) dapat mengganggu diagnosis penyakit kronis tersebut.
● Pernah mengalami reaksi alergi parah akibat imunisasi, misalnya sesak napas, batuk-batuk, ruam dan gatal pada permukaan kulit, atau penurunan kesadaran. Sebaiknya Moms berkonsultasi secara intensif dengan dokter anak sebelum Si Kecil mendapat imunisasi berikutnya.
● Demam tinggi lebih dari 38,30 C.
● Sistem kekebalan tubuh sedang melemah akibat tindakan tertentu seperti kemoterapi atau pasca transplantasi organ. Kekebalan tubuh yang sedang lemah membuat Si Kecil berisiko mengalami reaksi imunisasi berlebihan, contohnya sakit hingga berhari-hari.
Beberapa manfaat imunisasi berikut ini tentu membuat Moms tak lagi melewatkan jadwal imunisasi anak demi menjaga kesehatan Si Kecil:
● Membuat Anak Tak Gampang Sakit
Manfaat imunisasi yang paling penting adalah membuat anak tak gampang sakit. Anak-anak yang sudah mendapat imunisasi biasanya memiliki daya tahan tubuh lebih baik daripada anak yang tidak menerima imunisasi. Jika terjangkit penyakit, anak-anak yang sudah menerima imunisasi juga memiliki risiko akibat fatal yang lebih kecil, misalnya risiko cacat permanen atau kematian.
● Menurunkan Angka Kematian Anak
Sebelum upaya imunisasi dilakukan di dunia, angka kematian anak akibat wabah penyakit tergolong tinggi. Beberapa penyakit yang dahulu rentan menyebabkan kematian, antara lain cacar, polio, dan batuk rejan (pertusis). Kematian anak akibat wabah penyakit mulai teratasi sejak vaksin ditemukan. Pemberian vaksin pada anak merupakan langkah imunisasi yang efektif menurunkan angka kematian sekaligus meningkatkan kualitas kesehatan anak-anak.
● Melindungi Lingkungan Sekitar dari Wabah Penyakit
Selain melindungi diri sendiri dari wabah penyakit, imunisasi juga bermanfaat melindungi lingkungan sekitar. Bila buah hati Moms tidak mudah terkena penyakit menular, maka risiko penyebaran penyakit di lingkungan sekitarnya juga akan berkurang. Bahkan, anak-anak yang sudah mendapat imunisasi turut andil melindungi anak lainnya yang belum mendapat imunisasi karena usianya belum mencukupi atau kondisi khusus lainnya, misalnya mengidap penyakit kanker.
● Menjaga Kestabilan Finansial Keluarga
Semua orang tua pasti akan mengupayakan hal terbaik bila buah hatinya sakit. Penyakit kronis yang diidap anak tak jarang mengganggu kestabilan finansial keluarga. Semua tabungan dan aset investasi yang dimiliki terpaksa dijual habis demi kesembuhan anak. Risiko gangguan finansial keluarga akibat anak sakit bisa diminimalkan melalui pemberian imunisasi dasar lengkap. Sehingga anak-anak senantiasa sehat dan terhindar dari risiko penyakit kronis yang membutuhkan banyak biaya.

Pada umumnya, balita mendapatkan imunisasi dasar lengkap karena rutin berkonsultasi dengan dokter anak. Namun, biasanya anak-anak usia 5 tahun ke atas yang kondisinya sehat tidak lagi diwajibkan berkonsultasi dengan dokter secara teratur. Akibatnya, Moms jadi rentan melewatkan jadwal imunisasi yang sepatutnya diterima Si Kecil pada jenjang SD. Indonesia telah menetapkan jadwal imunisasi lanjutan untuk anak SD berdasarkan anjuran Kementerian Kesehatan RI. Jadwal tersebut adalah sebagai berikut:
● Imunisasi campak pada bulan Agustus dan imunisasi Diphtheria Tetanus (DT) pada bulan November untuk anak kelas 1 SD.
● Imunisasi Tetanus diphtheria (Td) pada bulan November untuk anak kelas 2-3 SD.
Saat ini, banyak SD yang mengakomodasi kegiatan imunisasi untuk para siswanya dalam rangka menaati aturan Kementerian Kesehatan RI. Namun, Moms harus berkonsultasi secara mandiri dengan dokter anak bila sekolah Si Kecil tidak memfasilitasi proses imunisasi tersebut. Selain kedua jadwal imunisasi tersebut, ada beberapa rekomendasi imunisasi yang sebaiknya diterima anak berdasarkan anjuran Center for Disease Control and Prevention Amerika Serikat:
● Imunisasi flu untuk anak usia 7 tahun hingga 18 tahun. Jenis imunisasi ini bersifat umum sehingga boleh diterima anak dengan kondisi kesehatan yang berbeda-beda.
● Imunisasi Human Papilloma Virus (HPV) yang bisa diberikan antara usia 9 tahun hingga 12 tahun (antara kelas 4 hingga 6 SD) jika Si Kecil membutuhkannya.
● Imunisasi meningitis saat anak berusia 11 tahun hingga 12 tahun (antara kelas 5 hingga 6 SD). Moms harus berkonsultasi dengan dokter anak sebelum memutuskan pemberian jenis imunisasi khusus ini.
Mums tak perlu terlalu khawatir bila Si Kecil mengalami belum mendapat imunisasi sesuai jadwal. Jika tidak terinfeksi penyakit tertentu, maka buah hati Moms bisa menerima imunisasi di kemudian hari. Misalnya, bila Si Kecil belum mendapat imunisasi campak pada usia balita, maka pemberian imunisasi tersebut bisa dilakukan ketika Si Kecil berusia 6 hingga 12 tahun. Moms harus berkonsultasi dengan dokter anak tentang jadwal, jenis, dan imunisasi yang patut diperoleh Si Kecil ketika sudah memasuki usia SD.
Pada umumnya imunisasi dilakukan melalui vaksin suntik, kecuali imunisasi polio dengan obat tetes. Proses suntik tentu membuat mayoritas anak-anak rentan takut hingga menangis bahkan histeris. Jangan sampai rasa takut anak membuatnya enggan menerima imunisasi. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menyiasati anak yang takut imunisasi adalah sebagai berikut:
● Moms tak perlu ragu berkata jujur bahwa proses imunisasi memang sedikit sakit. Namun, Moms juga wajib mengatakan bahwa rasa sakitnya akan segera hilang dan membuat anak jadi lebih sehat. Tindakan ini tentu jauh lebih bijak daripada mengatakan bahwa imunisasi sama sekali tidak sakit.
● Memperkenalkan anak dengan proses imunisasi sejak dini, misalnya melalui permainan dokter-dokteran atau mengajaknya melihat proses suntik pada orang dewasa. Cara sederhana ini akan menumbuhkan keberanian dalam diri Si Kecil sehingga tidak takut disuntik.
● Jika proses imunisasi dilakukan di dokter anak, Moms harus memperkenalkan dokter terlebih dahulu kepada Si Kecil. Dokter anak yang telaten biasanya bisa mengajak Si Kecil berinteraksi dengan baik sehingga ketegangannya berkurang menjelang imunisasi.
● Melakukan teknik verbocain, yaitu mengajak anak berbicara supaya tidak fokus pada rasa sakit selama imunisasi berlangsung. Moms bisa mengajak Si Kecil membahas tentang kartun atau game favoritnya agar si buah hati merasa antusias.
● Membawa mainan kesayangan anak sehingga anak fokus pada mainan tersebut selama proses imunisasi berlangsung.
● Jangan memegangi tubuh anak erat-erat ketika anak akan menerima imunisasi. Perilaku orang tua yang satu ini dapat membuat anak merasa terancam sehingga makin tegang dan rentan histeris ketika imunisasi.
● Mengamati proses imunisasi secara tenang. Sebab biasanya anak-anak menunjukkan reaksi berlebihan saat imunisasi dengan tujuan mendapatkan pertolongan dari orang tua.
● Memberikan hadiah sebagai bentuk apresiasi terhadap keberanian anak pasca mendapat imunisasi.

Setelah Si Kecil mendapatkan imunisasi sesuai jadwal, Moms harus melakukan beberapa tips perawatan berikut ini untuk menjaga kesehatannya:
● Mengompres lengan anak yang sakit pasca imunisasi dengan air hangat atau air dingin. Kompres air hangat atau air dingin dapat mengurangi nyeri akibat suntikan.
● Memastikan bahwa Si Kecil beristirahat lebih cepat dan tidak terlalu lama bermain.
● Mengajak Si Kecil mengurangi aktivitas fisik pasca imunisasi, misalnya olahraga atau bermain sepeda.
● Menyiapkan asupan makanan dengan gizi seimbang supaya kebutuhan gizi harian anak tercukupi. Sebaiknya Moms menyiapkan makanan favorit Si Kecil agar makannya lebih lahap pasca imunisasi.
● Merawat anak yang demam pasca imunisasi dengan melakukan beberapa hal penting ini:
○ Lebih sering memberikan minuman kepada anak agar terhindar dari dehidrasi.
○ Mengompres kulit anak dengan air hangat untuk mempercepat penguapan panas dari dalam tubuh.
○ Menyiapkan pakaian tipis untuk anak supaya panas pada tubuhnya lebih cepat menguap.
○ Mengatur suhu Air Conditioner (AC) supaya ruangan jadi sejuk dan anak bisa beristirahat dengan nyaman.
○ Memberikan obat penurunan panas anak sesuai dosis dan anjuran dokter.
○ Memantau perubahan suhu tubuh anak secara teratur, terutama 1 jam pasca minum obat. Sehingga Moms bisa lekas mengajak Si Kecil berkonsultasi dengan dokter anak bila suhu tubuhnya tak kunjung turun.
Moms tak perlu mengkhawatirkan kondisi kesehatan Si Kecil pasca imunisasi karena anak yang daya tahan tubuhnya kuat tidak akan mengalami gangguan kesehatan berat setelah menerima imunisasi. Jadi, Moms harus telaten menjaga sistem imun tubuh Si Kecil saat menjelang jadwal imunisasi anak. Salah satu cara yang bisa Moms lakukan adalah memberikan STIMUNO sirup untuk Si Kecil secara teratur.
STIMUNO adalah produk herbal fitofarmaka yang terbukti bermanfaat untuk meningkatkan imunitas tubuh, mencegah penyakit, dan mempercepat penyembuhan. Tak seperti jamu yang khasiatnya hanya dibuktikan secara empiris dan Obat Herbal Terstandar (OHT) yang belum teruji secara klinis, Fitofarmaka sudah teruji khasiatnya pada manusia dan telah terstandarisasi sehingga aman dikonsumsi dalam jangka panjang.
