Moms, Inilah Pentingnya Imunitas Anak untuk Tumbuh Kembang yang Optimal!

Tahukah Moms? Imunitas atau kekebalan tubuh manusia dibentuk sejak awal kehidupan (saat janin masih di dalam kandungan). Pada awalnya sistem kekebalan tubuh janin pasif. Begitu ia lahir, sistem imunitas bayi langsung merespons lingkungan yang penuh dengan bermacam virus dan bakteri.

Tubuh bayi akan belajar mengenali dan melawan zat asing yang masuk ke dalam tubuhnya. Proses ini merupakan bagian dari pengembangan sistem imunitas anak.

Dikutip dari situs web Republika, ahli imunologi dari Columbia University, Donna Farber, mengatakan, tujuan pengembangan sistem kekebalan tubuh ada dua. Pertama menciptakan respons bawaan yang kuat untuk semua infeksi baru. Ini penting terutama pada tahun-tahun awal kehidupan bayi.

Tujuan kedua adalah menciptakan ingatan dalam bentuk sel memori untuk semua patogen di lingkungan sehingga tubuh dapat terlindungi dari penyakit di masa depan. Jika ingatan ini tidak banyak berubah, kelak saat dewasa tubuh harus beradaptasi dengan sempurna agar tetap sehat dan mampu melawan berbagai kuman dan patogen.

Seiring pertambahan usia bayi, imunitasnya akan menjadi semakin kuat dan kompleks agar dapat melawan infeksi virus dan kuman di sekitarnya.

Anak balita umumnya sering sakit karena imunitas tubuhnya masih lemah. Namun, pada akhirnya tubuh anak akan menjadi lebih “pintar”. Semakin kuat imunitas anak, tubuhnya akan mampu mengenali dan menyerang kuman yang masuk ke dalam tubuhnya.

Imunitas anak perlu selalu dijaga, terutama pada masa tumbuh kembang. Bila imunitas anak kuat, tubuhnya tidak mudah terserang penyakit atau infeksi. Sebaliknya, imunitas yang lemah membuat anak jadi gampang atau sering sakit.

Padahal, salah satu syarat tumbuh kembang anak dapat berjalan optimal adalah sistem imunitas yang baik. Dengan imunitas yang baik, tubuh anak dapat menyerap energi dan nutrisi untuk mendukung proses tumbuh kembang secara optimal.

Itu sebabnya, bila anak sering sakit, proses tumbuh kembangnya dapat terganggu. Hal ini karena tubuhnya terus berusaha mengobati sakitnya sehingga tidak dapat bertumbuh secara optimal. Selain itu, gairah hidup anak juga bisa menurun dan ia sering terlihat letih, lemah, dan lesu.


Penyebab Imunitas Anak Menurun

Agar dapat menjaga imunitas anak, Moms perlu tahu beberapa faktor yang dapat menyebabkan imunitasnya menurun.

●     Terlalu Banyak Mengkonsumsi Gula dan Garam

Dalam situs web Hellosehat dijelaskan, asupan tinggi garam dan gula dapat mengakibatkan penurunan kekebalan tubuh. Jumlah sodium atau garam yang berlebih pada ginjal dapat memicu efek domino, yaitu mengurangi kemampuan tubuh melawan infeksi bakteri. Demikian juga dengan konsumsi gula berlebih.

Berikut panduan konsumsi garam dan gula yang baik bagi anak:

                -  Usia 4–6 tahun: 3 gram garam per hari

                -  Usia 7–10 tahun: 5 gram garam per hari

                -  Usia 2–18 tahun: kurang dari 25 gram gula per hari

●     Kekurangan Nutrisi

Pada masa pertumbuhannya, anak membutuhkan banyak nutrisi untuk mendukung tumbuh kembangnya sekaligus memperkuat sistem imunitasnya. Oleh karena itu, Moms perlu selalu memberikan asupan bergizi seimbang kepada anak.

Bila kebutuhan nutrisi anak tidak tercukupi, maka proses alami di tubuhnya akan melambat. Termasuk proses menghasilkan leukosit atau sel-sel darah putih yang berfungsi melawan virus dan bakteri penyebab penyakit. Jika kadar leukosit di tubuh anak terlalu sedikit, maka kekebalan tubuhnya menjadi lemah.

●     Kekurangan Serat

Asupan serat yang cukup dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan. Di pencernaan terdapat mikroorganisme atau bakteri baik yang bertugas melindungi usus dari berbagai infeksi dan mendukung imunitas. Bila jumlah bakteri baik menurun, anak akan rentan terserang virus, peradangan kronis, hingga gangguan autoimun.

Berdasarkan penelitian, semakin tinggi asupan serat dan prebiotik, fungsi imun tubuh cenderung lebih sehat dan lebih kuat melawan virus dan bakteri. Moms dapat mencukupi kebutuhan serat anak dengan memberinya menu makanan harian gizi seimbang yang dilengkapi sayuran dan buah-buahan.

●     Kurang Aktif Bergerak

Tahukah Moms? Anak-anak perlu bergerak aktif untuk mendukung tumbuh kembangnya. Para ahli menyebutkan, anak perlu bergerak aktif atau berolahraga selama 60 menit per hari.

Dengan bergerak secara aktif dan rutin, imunitas anak dapat bertambah kuat karena kemampuan tubuh membentuk antibodi meningkat. Selain itu, anak yang aktif bergerak juga akan mempunyai fungsi kognitif yang aktif karena aliran oksigen ke otak lancar. Hal ini membuat anak jadi lebih mudah fokus dalam belajar.

●     Waktu Tidur Kurang

Selain harus aktif bergerak, anak juga harus cukup tidur. Bila waktu tidur anak kurang, ia jadi lebih rentan sakit pilek dan flu.

Tidur merupakan bagian penting dari metabolisme tubuh. Tidur yang cukup akan membantu tubuh beristirahat dan kembali kuat melawan berbagai infeksi.

●     “Terlalu Bersih”

Anak memang perlu diajari tentang pentingnya menjaga kebersihan. Namun, ia juga perlu memiliki pengalaman menghadapi lingkungan yang kurang bersih. Sebab menjadi terlalu higienis dapat berdampak kurang menguntungkan bagi imunitas anak.

Bila anak selalu ditempatkan di lingkungan yang terlalu bersih, kekebalan tubuhnya jadi kurang terlatih karena ia jarang terpapar virus atau bakteri. Akibatnya, bila suatu hari Si Kecil terpapar kuman, tubuhnya tidak siap melakukan perlawanan yang kuat.

 

Gangguan Kesehatan Akibat Imunitas Anak Menurun


Mengingat pentingnya imunitas bagi proses tumbuh kembang anak, orang tua perlu memastikan perkembangan imunitas anak berjalan dengan optimal.

Dalam situs Alodokter dijelaskan bahwa sistem imunitas adalah kerja sama dari rangkaian sel, jaringan, protein, dan organ tubuh. Maka itu, bila sistem imunitas terganggu, tubuh menjadi lemah dan rentan terinfeksi atau terkena penyakit.

Sistem imunitas anak yang tidak optimal dapat memicu munculnya gangguan kesehatan berikut.

1.  Reaksi Alergi
Alergi adalah reaksi berlebihan dari sistem imunitas terhadap faktor atau senyawa yang dianggap asing dan berbahaya. Reaksi alergi yang timbul akibat gangguan sistem imunitas bisa memicu asma, eksim, dan alergi terhadap obat, makanan, lingkungan, dan sebagainya.

2.  Gangguan Autoimun
Kondisi ini terjadi saat sistem imunitas menyerang organ dan jaringan tubuh yang sehat karena dianggap sebagai benda asing dan berbahaya. Contoh kondisi autoimun yaitu penyakit lupus, scleroderma, serta radang sendi pada anak.

3.  Gangguan Imunodefisiensi
Kondisi ini terjadi saat sebagian dari sistem imunitas menghilang atau tidak berfungsi. Kondisi ini disebut juga kekurangan kekebalan tubuh. Contoh penyakit akibat kekurangan kekebalan tubuh antara lain defisiensi Imunoglobulin A (zat antibodi pada air liur dan cairan tubuh lainnya) dan sindrom Chediak-Higashi (ketakmampuan sel darah putih jenis netrofil memakan kuman).

4.  Kanker Sistem Imunitas
Ada dua jenis kanker yang berkaitan dengan terganggunya sistem imunitas. Pertama adalah kanker sel darah putih atau leukemia. Kedua adalah kanker limfoma, yaitu kanker yang muncul dalam sistem limfatik.

 

Penyakit yang Dapat Timbul Akibat Imunitas Anak Menurun

Dikutip dari situs web Investor, anak balita merupakan kelompok usia paling rawan terkena berbagai macam infeksi. Menurut data Riskedas 2018, jenis infeksi yang sering menyerang anak balita adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan gastroenteritis akut (diare).

Selain itu, imunitas yang menurun juga bisa menyebabkan anak menderita penyakit infeksi yang lebih berat dan membahayakan keselamatan, seperti pneumonia, meningitis, tifus, hepatitis A, berbagai penyakit autoimun, dan COVID-19.

Berdasarkan laporan kasus positif COVID-19, jumlah penderita anak lebih sedikit dibandingkan orang dewasa atau lansia. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), jumlah anak penderita COVID-19 sebanyak 11,3 persen dari total kasus positif COVID-19.

Dikutip dari situs web Republika, sistem imunitas terdiri dari tanggapan bawaan, yang dimiliki sejak lahir, dan tanggapan adaptif yang terbentuk akibat terpapar berbagai patogen di masa lalu. Bayi baru lahir dilengkapi jutaan sel T, yaitu limfosit atau sel darah putih yang bertugas membunuh sel tubuh yang terinfeksi oleh virus.

Pada masa kanak-kanak, jumlah sel T di tubuh mulai berkurang secara drastis. Pada usia remaja dan dewasa muda, sedikit sekali sel T baru yang dikeluarkan tubuh. Selanjutnya, tubuh sudah tidak memiliki sel T lagi. Jadi, sistem imunitas mengandalkan respons memori yang dibentuk pada masa kanak-kanak.

Baik orang dewasa maupun anak-anak tidak memiliki memori sel T untuk COVID-19 karena belum ada yang pernah terpapar penyakit ini. Karena jumlah sel T pada orang dewasa lebih sedikit, sistem kekebalan tubuhnya perlu waktu lebih lama untuk merespons koronavirus penyebab COVID-19.

Sementara, pada anak-anak, paparan COVID-19 bisa dibilang sama dengan paparan penyakit menular lain yang mereka alami pada fase usia ini. Imun bawaan anak dapat bereaksi lebih cepat dalam mengenali dan melawan virus penyebab COVID-19.

 

Cara Memperkuat Imunitas Anak agar Tumbuh Kembangnya Optimal

Ada banyak cara yang dapat Moms lakukan untuk menjaga imunitas anak, sejak ia masih bayi hingga masa kanak-kanak.

●     Berikan ASI Eksklusif kepada Bayi Baru Lahir

ASI tidak hanya mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan bayi, tetapi juga antibodi yang dapat melindunginya dari kuman. Bayi yang menyusui cenderung terlindungi dari diare, infeksi telinga dan pernapasan, meningitis, obesitas, alergi, dan diabetes. Perlindungan dari ASI akan terus dirasakan anak hingga setelah masa menyusui selesai.

●     Berikan Makanan Bergizi Seimbang

Artinya, makanan yang Moms berikan kepada anak perlu terdiri dari beragam jenis nutrisi, termasuk protein, karbohidrat, lemak, serat, mineral, dan vitamin. Selain itu, batasi pemberian konsumsi gula dan garam agar tidak menurunkan imunitas anak.

●     Penuhi Kebutuhan Tidur Anak

Berikut panduan waktu tidur anak sesuai usianya: Usia 1–2 tahun: 11–14 jam per hari (termasuk tidur siang); Usia 3–5 tahun: 10–13 jam per hari (termasuk tidur siang); Usia 6–12 tahun: 9–12 jam per 24 jam.

●     Biasakan Anak Bergerak dan Berolahraga

Moms dapat mengajak anak berolahraga bersama setiap beberapa hari sekali atau pada akhir pekan. Bersepeda, joging, berenang tidak hanya bermanfaat bagi kebugaran anak, tetapi juga dapat meningkatkan sel-sel pelawan penyakit di tubuhnya.

●      Biasakan Gaya Hidup Bersih

Gaya hidup bersih bukan berarti selalu berada dalam keadaan bersih dan menjauhi lingkungan yang kurang bersih. Namun, biasakan anak mandi dan menggosok gigi secara rutin setiap hari, mencuci tangan setiap mau makan, dan menjaga kebersihan di rumah.

●      Berikan STIMUNO Sirup Secara Rutin

STIMUNO Sirup dapat dikonsumsi anak usia 1 tahun ke atas untuk meningkatkan imunitas anak. STIMUNO SIrup berfungsi meningkatkan sistem imun sehingga anak tidak mudah terserang penyakit, dan mempercepat penyembuhan penyakit infeksi.

Terdapat tiga varian rasa STIMUNO Sirup yang dapat Moms berikan kepada Si Kecil, yaitu rasa original tutty fruity, anggur, dan orange berry. STIMUNO Sirup mengandung meniran hijau (Phyllanthus niruri) yang sudah terstandarisasi dan melalui berbagai proses pengolahan.

Jaga selalu imunitas anak agar tumbuh kembangnya optimal, Moms!


Share this article:

Related Articles

Ikuti Social Media kami